Senin, 13 Juli 2009

TOPENG

Sudah lama aku melepaskan TOPENG ku. Merasa bebas, lepas dan be my self itulah diriku sekarang. Tanpa topeng, aku bisa mengatakan apa yang ingin aku katakana tanpa berpikir panjang apa yang nantinya terjadi. Dengan topeng aku mencari teman. Bersama topeng aku mencoba mencari jati diri.

Banyak hal yang dulu gak bisa aku lakukan dengan topeng yang selalu menutupi wajahku, kini aku bebas melakukannya tanpa ada rasa beban dalam hati. Apa yang aku ingin lakukan, aku lakukan. Terlalu merasa senang aku dengan semua ini, dengan keadaanku sekarang ini. Lebih tepatnya lagi, dengan berhasilnya aku melepas topeng yang telah lama bertengger di wajahku ini. Topeng yang telah memberikan banyak kenangan pahit. Namun, sekarang?....

Aku bertanya pada diriku sendiri, apakah benar topeng yang telah lama menemaniku telah benar-benar aku buang. Apakah aku tak akan membutuhkannya lagi? Eh, di mana gerangan topengku! Tiba-tiba aku teringat dengan topengku! Topeng yang membatasi semua gerak-gerikku. Topeng yang membatasi kebebasanku. Kenapa dulu aku mempunyai kekuatan untuk melepasmu! Aku bertanya-tanya! Apakah benar aku telah merasakan kebebasan, seperti kebebasan yang selama ini aku impikan!

Prestasiku hancur, imanku kabur, hidupku kacau! Apakah ini yang dinamakan kebebasan. Tanpa pernah merasa berdosa aku membohongi diriku sendiri. Ku katakan pada diriku sendiri jika ini semua adalah suatu kebebasan yang selama ini ku impikan. Dengan suara lantang ku doktrin hatiku, jika apa yang ku lakukan semua ini adalah suatu perjuangan untuk meraih kebebasan. Freedom! Jika aku tak suka sesuatu tanpa berpikir panjang apakah ada yang akan merasa tersinggung dengan perbuatan maupun perkataanku, aku akan mengatakan “Gak“.

Dengan bangganya aku bisa berteman dengan orang-orang yang juga mengaku sedang berjuang mencari jati diri. Pernah aku bertanya pada diriku sendiri ketika itu! Kenapa kita harus mencari jati diri? Kenapa kita gak menyusun dan menata jati diri sendiri. Bukankah jika mencari jati diri itu sama dengan meniru jati diri orang lain. Hm, berarti jika kita mencari jati diri sama dengan mencari contekan kepribadian seseorang ! hah,,,, namun, aku juga seperti mereka ! tetap ingin mencari jati dirku……………… .

Ku dapati banyak teman ketika aku melepas topengku. Aku menjadi orang yang mudah bergaul dengan siapa saja. Ku tingglkan orang-orang yang dulu menjadi temanku ketika aku masih memakai topeng. Aku merasa enjay dengan keadaan sekarang ini. Hidup tanpa kepura-puraan ! itulah aku !

Bertahun-tahun aku telah merasakan kebebasan ini. Tanpa beban dan malu, aku membuang waktuku bersama teman-teman untuk hanya sekedar ngobrol, jalan-jalan maupun hanya sekedar kumpul-kumpul tak jelas. Aku menyukai keadaan ini. Aku bisa tertawa lepas ketika aku ingin tertawa, dan aku akan marah jika memang aku ingin marah. Tak seperti dulu ketika aku masih memakai topeng, untuk tertawa lepas ataupun marah pun aku sungkan hanya menyimpannya dalam hati. Sekarang masa bodoh dengan semua itu. Toh apa yang aku lakukan sekarang masih dalam batas-batas pergaulan yang wajar. Aku merasa bersyukur dengan keadaanku saat ini. Aku merasa bersyukur aku bisa merasakan kebebasaan ini, tak seperti dulu! Aku hanyalah orang yang selalu kalah, pendiam atau tebih tepatnya merasa harus selalu mengalah dan harus diam. Karena aku merasa menjadi orang yang tak berguna. Aku ingin Punya teman! Ya itu..itu saja.

Namun, hari ini, ketika semua temanku merasa bosan denganku. Aku seperti ditinggalkan sendiri. Dan aku merasa sendiri lagi! Entah kenapa mereka tak mengajakku menikmati kebebasan itu. Kenapa?

Detik ini, aku sadar! Ternyata aku yang menjauh dari mereka! Bukan mereka yang meninggalkanku. Entahlah, ketika aku menikmati semua kebebasan yang ada. Jiwaku merasa hampa! Apa benar ini hidupku. Apa benar aku telah melepaskan topeng ku. Atau mungkin saat ini aku sedang memakai topeng yang terlalu tebal hingga hatiku terasa mati untuk membedakan mana yang kepura-puraan, dan mana yang ku lakukan dengan tulus.

Sekarang mereka selalu mengangapku “kuno“. Aku menjadi telmi diantara semua temanku sekarang. Hm, entahlah! Hingga suatu hari aku bertemu dengan teman lamaku. Mereka masih dengan tulusnya menyapaku! Dengan tulusnya mereka mengulurkan rasa persabatan kepadaku. Aku sadar, ternyata bukan teman lamaku yang memakai topeng! Namun teman-teman ku, yang menganggap kebebasan itu segala-galanya lah yang memakai topeng. Hm, aku tahu! Kenapa aku dulu menjadi orang yang tak banyak tingkah! Karena aku ingin menjaga tingkah lakuku. Aku ingin membuat orang tuaku bangga. Aku juga ingat kenapa dulu aku sangat rajin belajar hingga selalu menjadi juara kelas! Karena aku merasa dengan itulah aku bisa berbakti kepada orang tuaku. Tidak seperti saat ini, aku merasa belajar itu tak penting, hingga aku tak pernah lagi merasakan bagaimana rasanya menjadi juara kelas. Ah.. boro-boro peringkat pertama, 20 besar kelas pun aku tak masuk. Dan untuk menebus semua itu. Aku harus belajar mati-matian. Tak peduli teman-temanku mengejekku, “Sok Rajin lah!“ aku gak peduli. Yang ku pedulikan sekarang adalah... aku ingin memakai topeng yang telah lama aku buang. Aku sadar, tanpamu aku tak bisa mengendalikan diriku ini. Sungguh! Dimana kau berada! Aku sangat membutuhkanmu dalam hidupku. Aku sanga membutuhkanmu dalam semua langkahku untuk selalu dekat denganNya, untuk menjadi orang yang bisa membuat orang tuaku bangga! Sekali lagi maafkan topeng ku jika aku dulu telah membuangmu! Aku butuh topengku yang dulu. Maukah kau kembali bersamaku?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar