Senin, 13 Juli 2009

Aku tak habis pikir!

Hm, usiaku sudah hampir menginjak 18 taun. Hah, lumayan tua juga ya! Se enggaknya, aku sudah tergolong dewasa! Aku sudah memiliki SIM, KTP dan KTM. Otomatis aku bukan lagi anak kemarin sore yang baru lahir. Aku telah dipercaya dan mendapat izin oleh negara untuk memakai motor karena aku sudah punya SIM. Aku juga telah berhak menentukan mana yang terbaik untuk hidupku karena aku sudah mempunyai KTP, otomatis aku punya hak pilih untuk memilih presiden (calon pemimpinku yang MUNGKIN bisa merubah masa depanku untuk menjadi lebih baik). Dan aku juga sudah boleh dikatakan dewasa karena aku sekrag sudah menjadi mahasiswa yang mempunyai KTM. Aku bisa mengikuti lomba-lomba antar fakultas. Aku bisa menunjukkan kreativitasku, aku bisa menunjukkan bakatku pada semua orang! Namun, aku tak habis pikir! Ketika pemerintah telah percaya padaku dengan memberikan KTP, SIM dan pihak Universitas telah memberiku KTM, dia orang yang sangat aku hormati tak pernah percaya padaku untuk melakukan sesuatu!

Aku hanya ingin menggunakan hak ku. Aku ingin pergi ke tempat yang aku inginkan dengan motorku karena aku sudah mempunyai SIM. Aku ingin berkumpul bersama-teman-temanku layaknya remaja seumuranku. Berjalan-jalan, rekresasi, atau pun kumpul-kumpul bersama mereka karena aku sudah mempunyai hak untuk menentukan dengan siapa aku berteman karena aku sudah mempunyai KTP. Aku ingin bertemu teman-teman lamaku karena aku sekarang sudah mahasiswa, buktinya aku punya KTM. Secara garis besar aku sudah dewasa. Dan aku yakin aku bisa dan mampu untuk melakukan itu. Karena aku sudah dewasa. Aku tahu mana yang baik bagiku dan mana yang tak baik untukku.

Dan yang aku heran hingga saat ini adalah engkau tak pernah percaya dengan segala pilihanku dan apa yang aku lakukan. Seolah-olah apa yang aku lakukan adalah salah. Seakan-akan engkau yang selalu benar dan tepat mengatur hidupku. Dalam usiaku saat ini aku masih saja engkau kendalikan kemudi hidupku. Dari apa yang aku pakai hari ini hingga kemana hari aku harus pergi. Semuanya harus meminta persetujuanmu. Jika engkau tak setuju aku pun dengan senang hati (.....)harus membatalkan planing ku hari itu juga. Padahal aku telah terlanjur berjanji pada teman-temanku.

Mungkin teman-temanku menganggapku orang yang plin plan dan suka ingkar janji! Namun, tahu kah kalian jika aku melakukan itu karena ada alasan. Dan mungkin alasan itu kadang seperti tak logis. Namun itulah sebenarnya.

Padahal, jika aku berbohong padanya! Hanya 1 persen kemungkinan engkau akan tahu. Namun aku tak melakuakan itu! Karena aku tak mau membohongimu! Karena aku tak ingin jadi anak durhaka. Dan ketika aku terpaksa melakuakan itu karena ada hal yang sangat penting dan aku jujur padamu untuk melakukan itu namun engkau tak setuju aku akan mendapatkan duka mu. Tahukah engkau! Ketika engkau berduka padaku! Aku sangat hancur hatiku karena aku merasa akan menjadi calon penghuni neraka jahanam. Aku minta maaf padamu, namun engkau tak pernah menerima maafku. Hingga lama nian... dan akhirnya aku yang harus mengajakmu berdamai. Aneh benar!!!!! Padahal aku tahu apa yang aku lakukan sangatlah tidak melanggar apapun, baik norma hukun, norma moral maupun norma adat. Tapi engkau seakan tak pernah ingin tahu apa alasanku! Dan engkau juga seakan tak menghargai kejujuranku. Padahal aku bisa saja berbohong padamu tapi itu gak aku lakukan karena aku tak suka dibohongi makanya aku tak igin berbohong padamu. Namun ternyata sia-sia, kau telah membuatku menangisi apa yang kau lakukan padaku. Kau mendiamkanku seakan-akan aku telah membuat kesalahan yang besar dan tak termaafkan. Padahal itu Cuma hal yang sepele.

Namun, jika engkau yang membuat kesalahan seakan-akan tak ada dalam kitab hukum perdata jika aku boleh marah padamu. Aku harus selalu memaafkanmu dengan segera tanpa engkaku pernah mengucapkan kata maaf padaku. Seakan tak ada kesempatan aku harus marah padamu. Hm, dan kenapa hanya kepada aku engkau begitu marah jika aku membuat kesalahan! Padahal kesalahanku hanyalah kesalahan yang sepele. Apakah salah jika aku hanya pergi ke tempat teman dan aku izinnya ketika aku sudah sampai di rumah teman! Apakah aku salah jika aku lupa mengerjakan pekerjaan rumah yang jika dipersentase aku hanya lupa mencuci pakaian dari semua kegiatan rumah tangga yang harus aku kerjakan. Engkau seakan selalu menganggapku terlalu kuat untuk engkau marahi! Terlalu kuat untuk engkau selalu salahkan! Tak logis memang jika aku hanya melakukan kesalahan kecil seperti itu engkau harus marah padaku hingga beberapa hari. Memang aku tak pernah menagis di hadapanmu! Karea aku tak ingin engkau anggap lemah! Aku memang kuat! Aku buktikan itu!

Berbeda dengan dia, ketika dia melakukan kesalahan yang fatal sekalipun kau tak pernah memarahinya hingga beberapa hari. Malah ketika dia yang melakukan kesalahan, engkaulah yang minta maaf padanya dan engkaulah yang mengajaknya damai dan membujuknya! Aneh sekali! Sungguh pilih kasih! Namun, aku tak pernah mengucapkan itu padamu! Karena aku tahu itu tak penting bagimu. Aku tahu, marahmu hanya untukku!

Hidupku hanya lah engkau yang berhak mengendalikannya. Ketika aku ingin pergi ke suatu tempat engkau tak akan pernah percaya jika aku bisa! Dan engkau selalu saja melarangku! Sudah ku duga aku harus patuh padamu! Sedikit saja aku melawan padamu! Engkau pasti menganggapku pembrontak!!!! Sehinanya apa seh aku ini. Untuk memutuskan masalahku sendiri aku harus bertanya dan meminta persetujuanmu! Sampai kapan aku begini! Namun, aku kembali sadar jika pa yang engkau lakukan padaku adalah yang terbaik untukku walaupun itu hanyalah dalam pandanganmu! Aku tahu itu! Namun, sekali saja engkau melihat itu dengan sudut pandangku! Aku sangat tersiksa dengan semua ini! Apakah engkau pernah memikirkan perasaanku! Aku kehilangan teman-temanku karena dirimu

Yapz, aku akan melakan semuanya untukmu! Entah sampai kapan aku tak tahu, aku masih sanggup melakukan itu semua! Semoga aku ikhlas melakukan ini. Walau sulit sekali hati ini untuk mengendalikan semut-semut kecil yang lambat laun ingin membrontak dengan segala kebijakanmu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar