Selasa, 05 Juni 2012

Printer ku Canon IP 2770 (Masalah Blink 5 x orange)

Printerr kesayanganku yang aku beli denganharga 350.000 ini sering membuatku "kagol" karena disaat genting dan penting biasanya malah ngandat dan gak mau ngeprint,, malah cuma kelip kelip doank....
agak putus asa aku bersahabat dengan nih printer yang belum 1 tahun menemani laptop "odel-odel" yang juga sudah mau copot semua onderdilnya... ahhahahahh semoga bertahan hingga aku punya uang sendiri untuk membelli gantinya........ aminnnn
berikut trik termujur yang aku temukan setelah mengutak-atik printer ku yang mogok gara2 kebanyakan ngeprint laporan jatek,,,, hahahah
Masalah Blink 5 x orange
Silakan RESET PRINTER CANON PIXMA iP2770
Printer dalam keadaan MATI dan kabel listrik terCOLOK.
Tekan tombol RESUME (ditahan / jangan dilepas) kemudian tekan tombol POWER, kemudian lepas tombol RESUME, tapi tombol POWER jangan lepas.
Sambil tombol POWER masih tertekan, tekan 5 X tombol RESUME . Led akan menyala bergantian orange hijau dengan nyala terakhir orange. (Ingat 5 X karena kalau cuma 4x printer biasanya akan mati total untuk sementara, nunggu beberapa jam dia mau hidup lagi)
Lepaskan kedua tombol bersamaan.
Led akan blink sebentar kemudian akan nyala HIJAU.
Dan Komputer akan mendeteksi hardware baru, abaikan saja...
Matikan Printer dan Coba hidupkan lagi. Semoga Printer iP2770 berfungsi lagi.
(dan ternyata cara ini tidak berhasil sob.... dalam menghadapi printer ndablek ini.... tapi "alhamdulillah" sesuatu banget,, langkah kedua ini dapat dipraktekkan karena sangat mujur..............
Langkah Mak Nyusssss
Hidupkan printer
Langsung cabut kabel listriknya tanpa menekan tombol on-off
Buka dan geser catridgenya secara manual ke tengah (agar bisa ditarik ke tengah, tekan kait penghalang plastik warna putih di belakang head)
Keluarkan semua cartridge dengan tutupnya tetap terbuka
Kemudian hidupkan printer dan biarkan head yg terbuka tadi menabrak ke kiri dan ke kanan sampai headnya kembali ke posisi tengah.
Pasang cartridge dan tutup kembali dengan benar
Printer kembali normal.
terimaksih untuk http://www.sahabat-komputindo.com/2011/09/service-reset-printer-canon-ip2770.html?showComment=1338915878747#c3632898069346953913

Senin, 09 April 2012

Senin, 30 Mei 2011

pilih mana?

masalah itu sebenarnya gak ada kalau gak diciptakan ya gak sih?
buktinya kalau mau sekripsi kita malah disuruh cari masalah,,heheh

hm,,, sekarang aku sedang kuliah di jurusan yang aku pilih sendiri,, jurusan yang aku perjuangkan di hadapan kedua orang tuaku,,, bahwa ini adalah jurusan yang tepat untukku,,

ku perjuangkan semuanya, untuk menebus semua "kemalasanku" saaat di SMA kelas dua,,, aku pontang-panting berusaha untuk meraih jurusan ini ,, satu yang aku piokirkan waktu itu.... aku ingin membuat bangga ibu ku,,bapak ku,,,

aku tak ingin ke dua orang tuaku sedih jika aku tak bisa kuliah di perguruan tinggi,,,

namun sekarang,,, aku bingung dengan pilihan ku sendiri,,, aku bosan dan jenuh belajar di jurusan ini,, ingin sekali rasanya untuk berhenti,,,

tapi aku kembali ingat perjuaganku menempuh jarak 60 km tiap hari hanya untuk BIMBEl agar aku tidak mengecewakan orang tua dan mengecewakan diriku sendiri serta msa depanku...

hm,,, berarti aku harus bertahan kan dengan pilihanku ini,, atau benar kata ibu ku ,, pindah jurusan saja? ah,,,, akui bingung..

tapi sepertinya aku harus tetap bertahan dengan sekuat tenagaku dan kembali membuktikan kepada kedua orang tuaku jika aku tak salah memilih jurusan........ dan aku akan membuatkalian bahagia dan terseyum....

tunggu 2 tahun lagi ibu,,, aku akan membuat kalian tersenyum... semoga saja,, amin ya rabb

antara iklhlas dan ............

saya mencoba untuk ikhlas

tapi sisi hati yang lain "ngrundel"

ingin rasa nya cerita pada orang lain tentang itu...

tapi kalau aku cerita,, sama aja aku gak jadi ikhlas?
duh rugi dong,, udah deh diam aja kamu hati,,,
daripada nanti jadi dosa,,diam saja ya, dalam hati,,,
kalau itu bisa di ikhlas kan,,kenapa tidak? ya dicobalah,, untuk urusan nanti benar2 jadi ikhlas atau
gak "gusti allah" yang akan menilai,, iya gak sih?.........

Sabtu, 08 Januari 2011

Karbohidrat

Karbohidrat adalah poli hidroksi aldehid dan poli hidroksi keton dan meliputi kondensat polimer - polimernya yang terbentuk. Rumus empiris karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut : Cm(H2O)n atau (CH2O). Tetapi ada juga karbohidrat yang mempunyai rumus empiris tidak seperti rumus diatas, yaitu deoksiribosa, deoksiheksosa dan lain- lain (Sudarmanto, dkk, 2000).
Semua jenis karbohidrat terdiri atas unsur-unsur karbon (C), hydrogen (H), dan Oksigen (O). Perbandingan antara hydrogen dan oksigen pada umumnya adalah 2:1 seperti halnya dalam air; oleh karena itu diberi nama karbohidrat. Dalam bentuk sederhana, formula umum karbohidrat adalah CnH2nOn. Hanya heksosa (6-atom karbon), serta pentosa (5-atom karbon), dan polimernya memegang perana penting dalam ilmu gizi (Almatsier, 2001).
Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein (Winarno, 2002).
Sifat-sifat karbohidrat
Beberapa sifat karbohidrat antara lain:
a. Mono dan disakarida memiliki rasa manis yang disebabkan oleh gugus hidroksilnya, oleh karena itu golongan ini disebut gula.
b. Semua jenis karbohidrat akan berwarna merah apabila larutannya (dalam air) dicampur dengan beberapa tetes larutan α-naftol (dalam alcohol) dan kemudian dialirkan pada asam sulfat pekat dengan hati-hati sehingga tidak tercampur. Sifat ini dipakai sebagai dasar uji kualitatif adanya karbohidrat (uji Molisch)
c. Warna biru kehijauan akan timbul apabila larutan karbohidrat dicampur dengan asam sulfat pekat dan anthroe. Warna ini timbul karena terbentuknya furfural dan hidroksi furfural sebagai senyawa derifat dari gula-gula.
(Sudarmadji, 2003)
Sedangkan sifat-sifat umum karbohidrat menurut Soeharsono (1978), adalah sebagai berikut:
a. Daya mereduksi
Bilamana monosakarida seperti glukosa dan fruktosa ditambahkan ke dalam larutan luff maupun benedict maka akan timbul endapan warna merah bata. Sedangkan sakarosa tidak dapat menyebabkan perubahan warna. Perbedaan ini disebabkan pada monosakarida terdapat gugus karbonil yang reduktif, sedangkan pada sakarosa tidak. Gugus reduktif pada sakarosa terdapat pada atom C nomor 1 pada glukosa sedangkan pada fruktosa pada atom C nomor 2. Jika atom-atom tersebut saling mengikat maka daya reduksinya akan hilang, seperti apa yang terjadi pada sakarosa.
Larutan yang dipergunakan untuk menguji daya mereduksi suatu disakarida adalah larutan benedict. Unsur atau ion yang penting yang terdapat pada larutan tersebut adalah Cu2+ yang berwarna biru. Gula reduksi akan mengubah atau mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu+ (Cu2O) yang mengendap dan berwarna merah bata. Zat pereduksi itu sendiri akan berubah menjadi asam.
b. Pengaruh asam
Monosakarida stabil terhadap asam mineral encer dan panas. Asam yang pekat akan menyebabkan dehidrasi menjadi furfural, yaitu suatu turunan aldehid.
c. Pengaruh alkali
Larutan basa encer pada suhu kamar akan mengubah sakarida. Perubahan ini terjadi pada atom C anomerik dan atom C tetangganya tanpa mempengaruhi atom-atom C lainnya. Jika D-glukosa dituangi larutan basa encer maka sakarida itu akan berubah menjadi campuran: D-glukosa, D-manosa, D-fruktosa. Perubahan menjadi senyawaan tersebut melalui bentuk-bentuk enediolnya. Bilamana basa yang digunakan berkadar tinggi maka akan terjadi fragmentasi atau polimerisasi. Sehingga monosakarida akan mudah mengalami dekomposisi dan menghasilkan pencoklatan non-enzimatis bila dipanaskan dalam suasana basa. Tetapi pada disakarida dalam suasana sedikit basa akan lebih stabil terhadap reaksi hidrolisis.
(Soeharsono,1978)
Menurut kompleksitasnya karbohidrat digolongkan sebagai berikut :
a. Monosakarida
Monosakarida adalah monomer gula atau gula yang tersusun dari satu molekul gula berdasarkan letak gugus karbonilnya monosakarida dibedakan menjadi : aldosa dan ketosa. Sedang kan menurut jumlah atomnya dibedakan menjadi :triosa , tetrosa, dll. Monosakarida yang mengandung gugus aldehid dan gugus keton dapat mereduksi senyawa-senyawa pengoksidasi seperti : ferrisianida, hidrogen peroksida dan ion cupro. Pada reaksi ini gula direduksi pada gugus karbonilnya oleh senyawa pengoksidasi reduksi. Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mareduksi.Sifat mereduksi ini disebabkan adanya gugus hidroksi yang bebas dan reaktif. ( lehninger, 1982)
Kerangka monosakarida adalah rantai karbon berikatan tunggal yang tidak bercabang. Satu diantara atom karbon berikatan ganda terhadap suatu atom oksigen, membentuk gugus karbonil; masing–masing atom karbon lainnya berikatan dengan gugus hidroksil. Jika gugus karbonil berada pada ujung rantai karbon, monosakarida tersebut adalah suatu aldehida dan disebut suatu aldosa; jika gugus karbonil berada pada posisi lain, monosakarida tersebut adalah suatu keton dan disebut suatu ketosa (Lehninger, 1982).
Sedangkan gula non reduksi adalah senyawa gula yang gugus karbonilna berikatan dengan senyawa monosakarida lain sehingga tidak bebas lagi, Misalnya : sukrosa (lehninger, 1982). Sedangkan jumlah keseluruhan gula reduksi dan gula non reduksi adalah gula total.
Pada keadaan asam encer, monosakarida bersifat relatif stabil dan pada penambahan asam kuat akan terhidrasi menjadi furfural atau hidroksimetilfurfural. Pada penambahan alkali encer monosakarida dapat mengalami isomerasi atau terbentuk senyawa yang lebih pendek D-manosa dan D-1-fruktosa. Sedang pada penambahan alkali kuat enediol dapat berubah menjadi formaldehid atau pentosa (Winarno, 1992).



b. Disakarida
Tersusun oleh dua molekul monosakarida. Jika jumlahnya lebih dari dua disebut oligosakarida ( terdiri dari 2-10 monomer gula ). Ikatan antara dua molekul monosakarida disebut ikatan glikosidik yang terbentuk dari gugus hidroksil dari atom C nomer 1 yang juga disebut karbon nomerik dengan gugus hidroksil pada molekul gula yang lain. Ada tidaknya molekul gula yang bersifat reduktif tergantung dari ada tidaknya gugus hidroksil bebas yang reaktif yang terletak pada atom C nomer 1 sedangkan pada fruktosa teeletak pada atom C nomer 2. Sukrosa tidak mempunyai gugus hidroksil yang reaktif karena kedua gugus reaktifnya sudah saling berikatan. Pada laktosa karena mempunyai gugus hidroksil bebas pada molekul glukosanya maka laktosa bersifat reduktif (Winarno, 1992).

c. Polisakarida
Polisakarida adalah polimer yang tersusun oleh lebih dari lima belas monomer gula. Dibedakan menjadi dua yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida. Monosakarida dan disakarida mempunyai rasa manis , sehingga disebut dengan "gula". Rasa manis ini disebabkan karena gugus hidroksilnya,. Sedangkan Polisakarida tidk terasa manis karena molekulnya yang terlalu besar tidak dapat dirasa oleh indera pengecap dalam lidah (Sudarmadji, 1996).
Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik. Berbagai macam pati tidak sama sifatnya, tergantung dari panjang rantai C-nya, serta apakah lurus atau bercabang rantai molekulnya. Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas, yaitu:
a. Amilosa, merupakan fraksi yang terlarut dalam air panas yang mempunyai struktur lurus dengan ikatan α-1,4-D-glukosa.
b. Amilopektin, merupakan fraksi yang tidak larut dalam air panas dan mempunyai struktur bercabang dengan ikatan α-1,6-D-glukosa.
(Winarno, 2002)
Peranan perbandingan amilosa dan amilopektin terlihat dalam serealia, contohnya beras. Semakin kecil kandungan amilosanya atau semakin tinggi amilopektinnya maka semakin lekat nasi tersebut (Winarno, 2002).
Pati mempunyai sifat tidak larut dalam air, dengan larutan iodin memberikan warna biru. Bentuk mikroskopis granula menandakan sumber patinya. Konstituen utama pati adalah amilosa (15–20%) yang mempunyai struktur heliks tak bercabang dan memberikan warna biru dengan iodin serta dengan jelas cenderung mengadakan retrodegradasi dan amilopektin (80–85%) yang tersusun dari rantai bercabang dan hanya memberikan warna merah dengan iodin karena tidak terbentuk helix serta sedikit cenderung mengadakan retrodegradasi (Muljohardjo, 1987).
Pati akan mengalami denaturasi jika diberi perlakuan panas, granula pati tidak larut dalam air dingin tetapi akan mengembang dalam air hangat. Pengembangan granula pati bersifat dapat balik jika pemanasan yang diberikan pada pati belum melewati suhu gelatinisasi. Pengembangan granula pati disebabkan oleh penetrasi molekul pati terperangkap dalam molekul–molekul amilosa atau amilopektin (Basuki dkk., 1988).
Kemampuan menyerap air yang besar pada pati diakibatkan karena molekul pati mempunyai jumlah gugus hidroksil yang sangat besar (Winarno, 2002). Penambahan air pada pati akan membentuk suatu sistem dispersi pati dengan air, karena pati mengandug amilosa dan amilopektin yang mengandung gugus hidroksil yang reduktif. Gugus hidroksil akan bereaksi dengan hidrogen dari air. Dalam keadaan dingin viskositas sistem dispersi pati air hanya berbeda sedikit dengan viskositas air, karena ikatan patinya masih cukup kuat sehingga air belum mampu masuk ke dalam granula pati. Setelah dipanaskan ikatan hidrogen antara amilosa dan amilopektin mulai lemah sehingga air semakin mudah terpenetrasi ke dalam susunan amilosa dan amilopektin (Meyer, 1973).
Bila suspensi pati dalam air dipanaskan, beberapa perubahan selama terjadinya gelatinisasi dapat diamati. Mula-mula suspensi pati yang keruh seperti susu tiba-tiba mulai menjadi jernih pada suhu tertentu, tergantung jenis pati yang digunakan. Terjadinya translusi larutan pati tersebut diikuti pembengkakkan granula. Bila energi kinetik molekul-molekul air menjadi lebih kuat daripada daya tarik-menarik antara molekul pati di dalam granula, air dapat masuk ke dalam butir-butir pati. Hal inilah yang menyebabkan bengkaknya granula. Jumlah gugus hidroksil dalam molekul pati yang besar menyebabkan kemampuan pati menyerap air pun besar (Winarno, 2002).
Gelatinisasi adalah perubahan yang terjadi pada granula pada waktu mengalami pembengkakan yang luar biasa dan tidak dapat kembali ke bentuk semula (Winarno, 2002). Gelatinisasi juga disebut sebagai peristiwa koagulasi koloid dengan ikatan rantai polimer atau penyerapan zat terlarut yang membentuk jaringan tiga dimensi yang tidak terputus sehingga dapat mengakibatkan terperangkapnya air dan terhentinya aliran zat cair yang ada di sekelilingnya kemudian mengalami proses pengorientasian partikel (Meyer, 1973).
Suhu gelatinisasi adalah suhu pada saat granula pati pecah. Suhu gelatinisasi berbeda–beda bagi tiap jenis pati dan merupakan suatu kisaran. Dengan viskometer suhu gelatinisasi dapat ditentukan, misalnya pada jagung 62–700C, beras 68-780C gandum 54,5–640C, kentang 58–660C, dan tapioka 52– 640C (Winarno, 2002). Dengan adanya gelatinisasi, terjadi juga perubahan viskositas pati. Viskositas adalah resistansi suatu cairan terhadap alirannya. Pemanasan yang semakin lama akan mengakibatkan viskositasnya semakin tinggi.
Proses gelatinisasi dipengaruhi beberapa hal, yaitu:
1. asal pati : meliputi ukuran granula & kandungan amilosa/ amilopektin pati masing-masing bahan, granula ubi kayu berukuran 5-35 mikron dan terdiri dari amilosa 20% dan amolipektin 80% (Meyer, 1973)
2. pH larutan dan suhu air yang ditambahkan : pH optimum 4-7. bila pH terlalu tinggi pembentukan gel cepat tetapi cepat turun lagi. Jika terlalu rendah pembentukan gel lambat. Untuk airnya jika tidak tepat maka tidak terjadi gelatinisasi.
3. konsentrasi pati : makin kental suatu larutan, maka suhu gelatinisasi makin lama tercapai. Konsentrasi terbaik untuk pembentukan gel adalah 20%.
4. penambahan gula : gula akan menurunkan kekentalan dengan mengikat air sehingga suhu gelatinisasi makin tinggi.
5. perlakuan mekanis, seperti pengadukan mempercepat terjadinya suhu gelatinisasi.
6. adanya konstituen organik & anorganik : lipida mampu mempengaruhi suhu gelatinisasi dengan menyelubungi granula pati sehingga menghambat penetrasi air dan amilosa sulit larut yang menyebabkan gel sulit terbentuk.
7. tinggi suhu dan lama pemanasan
(Winarno, 1992).

Kamis, 06 Januari 2011

sabihisma

Aku tertegun memandangi sosok yang sekarang ada di depanku. Lelaki berdasi yang tampangnya sangat familiar di mataku. Mengingatkanku kembali ke 10 tahun silam. Tepatnya ketika aku duduk di kelas 2 SMA. Yapz, aku tak akan pernah melupakan wajah itu. Wajah yang selalu bercahaya dan bersahaja. Wajah yang telah membuatku bisa mengagumi ciptaan-Nya. Sungguh, dia adalah lelaki pertama dan satu-satunya yang pernah singgah dalam hatiku hingga saat ini. Tanpa pernah ada orang yang mengetahui betapa aku sungguh bangga ketika aku bisa melihat wajahnya walaupun itu cuma dari jarak jauh. Aku menyimpannya rapi di dalam hati. Karena aku tak mau ada orang yang tahu dan menertawakanku. Karena dia adalah adik kelasku.
Seingatku, aku belum pernah berbicara langsung dengannya. Aku hanya memandanginya dari kejauhan dan merasakan kehadirannya. Pernah saat dia sakit, diriku merasa hampa karena lama tak bisa melihatnya. Dan aku sedikit kehilangan semangat yang selalu terpancar dari wajahnya ketika dia sembuh dari sakit. Ingin rasanya menyapa, menanyakan kabar ataupun hanya ber-say hello tetapi itu gak mungkin, karena dia adalah adik kelasku yang notaben banyak disukai oleh para pemujanya. Sedangkan aku, hanyalah seorang kakak kelas yang biasa-biasa saja. Wajahku gak cantik begitu juga dengan prestasiku, semuanya serba biasa. Tidak seperti dia yang sungguh merupakan sosok cowok sempurna.
Kalian tahu bagaimana hatiku berkenalan dengannya? Tentunya bukan karena aku melihat wajahnya terus aku jatuh hati karena terpedaya oleh wajahnya yang tampan tetapi ini lebih hebat dari pada ‘cinta pada pandangan pertama’. Ini ku sebut sebagai ‘cinta pada pendengaran pertama’.
Di saat pulang dari membuat Mading, aku ‘jatuh cinta pada pendengaran pertamaku’ di Musholla Baiturrahman. ‘Sabihisma’ itu adalah nama yang aku berikan pada cowok itu, karena aku tak tahu siapa namanya. Aku jatuh hati saat sholat Magrib berjamaah dan aku berada dalam shaf paling depan (tidak ada sekat antara ikhwan dan akhwat) sehingga aku dapat mendengarkan dengan jelas surat yang dibawakan oleh imam. Surat Al A’la. Sungguh hatiku runtuh mandengarkan dia membacakan surat itu, ini adalah kala pertamanya aku menangis saat shalat magrib. Betapa bagus lafal dan tadjwid sang imam hingga dapat membuatku begitu merasakan betapa indahnya ayat-ayat Allah. Hingga saat selesai shalat, aku melihat wajah sang imam. Saat itu aku tak tahu jika dia adalah adik kelasku. Aku menyangka dia adalah alumni SMA ku, karena aku belum pernah melihat wajahnya, apalagi mengetahui namanya dan aku pun memutuskan memberi nama padanya ‘Sabihisma’ (Bunyi ayat pertama dari Surat Al ‘Ala). Setelah kegiatan sanlat selesai aku jadi sering melihat dirinya, ternyata dia tidak hanya aktif di Rohis namun juga OSIS dan Tonti. Dan aku tak sengaja mengetahui namanya saat sahabatku Ari memanggilnya. Namanya adalah Arif. Kemudian lambat laun aku mengetahui namanya adalah Lukmawan Arif Rifai, adik kelasku satu tingkat yang banyak di idolakan oleh teman-teman bahkan adik kelasnya saat SMP.
Setelah mengetahui semua tentang Sabihisma, berbagai kebetulan terjadi di antaranya adalah ketika kegiatan Pensi sekolah berlangsung. Seperti biasa, aku tak berminat mendengarkan band-band yang notabone menyanyi dengan gaya dan suara yang menurutku ‘norak’ karena membuat kepalaku nyut-nyut. Jadi aku memilih berada di dalam kelas. Namun, sayup-sayup aku mendengar ada seorang yang menyanyikan lagu ‘Laskar Pelangi’ dengan hanya di iringi gitar. Merdu sekali suaranya. Aku pun tak sadar berlari keluar kelas mendekati panggung, ingin melihat siapa yang menyanyikan lagu itu. Dan ternyata ‘aku kembali jatuh cinta pada pendengaran ke dua ku’, yang menyanyikan lagu itu adalah Sabihisma. Hm, aku termenung sejenak kenapa hal ini bisa kebetulan.
Tidak hanya itu, ketika aku mengikuti lomba mading dan berhasil mendapatkan juara ke dua, aku maju ke depan untuk menyerahkan piala yang ku dapat kepada Bapak Kepsek. Dan lagi-lagi sungguh kebetulan, ‘Sabihisma’ berada di sampingku menyerahkan piala juara pertama lomba ‘mading’ (lomba yang sama dengan diriku) yang di adakan di universitas yang berbeda dengan tempat aku lomba.
Dan ini adalah kebetulan terakhir yang aku dapati. Ketika itu anak kelas satu dan dua mendapat tugas mata pelajaran komputer membuat ‘Undangan Pernikahan’ guna sebagai syarat naik kelas. Saat aku akan mengumpulkan undangan yang telah aku buat bersusah payah, aku bertemu Sabihisma di depan pintu lab. computer tanpa aku bisa menyapa. Saat itu guruku sedang sibuk, sehingga aku disuruh meletakkan tugasku itu di mejanya. Dan apa yang kulihat! Undangan yang Sabihisma buat mempelai perempuanya bernama ‘Rawinawang Alfiah’. Tahukah, itu adalah nama lengkapku! Entah dia sengaja atau hanya kebetulan. Dan Undangan yang aku buat mempelai laki-lakinya adalah ‘Lukmawan Arif Rifai’. Semoga Bu Ujik selaku guru mata pelajaran computer tidak menyadari itu. Betapa malunya diriku jika sampai ada yang tahu.
“Permisi, Al!” Laki-laki yang ada di depanku membuyarkan segala kenangan yang tak sengaja telah terbongkar karena kehadirannya.
“Eh,, iya!” aku menjawab sapaannya dengan agak salah tingkah. Kemudian cepat-cepat aku menata hatiku kembali. Aku sadar jika dulu adalah dulu dan sekarang adalah sekarang. Tapi kenapa dia bisa tahu namaku. Apa mungkin dulu dia sudah tahu namaku. Hah! Kembali aku mencoba menata hatiku yang penuh tanda tanya. Dan aku sadar jika aku memakai tanda pengenal di bajuku. Hm!
“Ada yang bisa saya bantu?” tanyaku padanya.
“Iya, saya mau pesan kamar single untuk tiga hari! Kamu Alfiah kan!”. Dia memberi sedikit penekanan pada kata terakhirnya. Seolah-olah dia memang yakin jika nama itu adalah namaku. Aku hanya menjawabnya dengan senyum sambil menyerahkan kunci kamar bernomor 67.
Hatiku lega setelah Sabihisma pergi meninggalkan meja resepsionist.
Aku kembali bekerja dan mencoba melupakan apa yang tadi pagi terjadi. Namun, tiba-tiba aku berandai-andai. ‘Andaikan dia adalah jodohku!’ Hus…. Aku segera menepis pikiran jelekku. Berandai-andai yang tak kan mungkin terjadi. ‘Jodoh itu kan di tangan Allah Al!’ hati kecilku mengingatkanku.
Jam 08.00 pm waktunya aku pulang dari kerja.
Hujan deras mengguyur Kota Yogyakarta sehingga sesaat keramaian akan keriuhan kendaraan di sebrang jalan tertutupi oleh derasnya rintikan hujan di malam ini. Aku sangat merindukan suara rintik hujan yang jatuh dari langit. Iramanya bersautan seakan bertasbih ke pada Sang Pencipta karena telah diberikan waktu untuk turun ke bumi. Hm, tak hanya itu! Aroma khas tanah ketika hujan turun juga sangat aku nanti. Seakan bumi yang telah tua dan mempunyai banyak masalah ini kembali hijau dan subur. Tenang.
Seharusnya, aku sudah sampai rumah. Namun, karena masih hujan aku hanya bisa menunggu. Aku tak berani keluar menembus derasnya hujan dengan sepeda motorku. Jadi aku putuskan menyuruh adikku untuk datang menjemputku menggunakan mobil ayah.
“Assalamualaikum…” aku menelpon adikku.
“Wa’alaikumsalam Mbak!”
“Dek, bisa jemput Mbak sekarang gak! Mbak lupa gak bawa jas hujan!”
“Mbak, masih di hotel?” Tanya adikku.
“Iya!”
“Yapz, tiga menit lagi aku nyampe Mbak!”
“Makasih ya Dek! Assalamualaikum!”
“Waalaikumsalam!”
Aku menunggu adikku sambil memandangi langit yang hitam pekat. Tak ada satu pun bintang yang bersinar. Tak lama kemudian aku melihat mobil ayahku datang. Tapi, ketika aku melihat siapa yang keluar dari mobil itu, aku kaget. Kembali ku cermati mobil itu! Yap. aku yakin itu mobil ayahku. AB 2344 GC. Namun, kenapa yang keluar dari mobil itu adalah Sabihisma! Why? Aku tak habis pikir!
Seperti menjawab kebingunganku, adiku, Dema, berkata, “Mbak, ini temanku. Arif!” adikku mengenalkanku padanya. Ku dapati wajahnya tersenyum melihatku.
“Kalian sudah kenal?” Tanya adikku.
“Udah!” jawab Arif.
Hah! Ternyata dia ingat padaku! Ah, betapa bahagianya diriku! Duh, kok malah narsis.
“Iya kan Al?” Tanya Arif kepadaku.
“Hm, iya!” aku menjawab dengan sedikit salah tingkah.
“Ayo, Dek! Pulang! Ajakku.
“Iya, Mbak!”
“Udah dulu ya Mas Arif! Makasih buat bantuannya!” kata adikku pada Arif.
“Assalamualaikum!”
“Waalaikumsalam!” jawab Arif.
Di mobil sepanjang perjalanan pulang Dema menanyakan tentang Arif kepadaku.
“Mbak, kalau menurutmu Arif itu cowok yang baik nggak?”
“Hm, kenapa kamu tiba-tiba bertanya begitu!”
“Soalnya, aku diajak kerja sama bisnis dengan Mas Arif! Kira-kira dia itu orangnya gimana Mbak! Katanya Mas Arif, Mbak temannya waktu SMA dulu! Pasti tahu Mbak, tahu dong gimana sifatnya Mas Arif?”
‘Teman’. Kapan aku menjadi temannya? Bertegur sapa aja belum pernah! Cuma sebatas kenal doing deh kayaknya!. Hah, jangan-jangan dia tahu bagaimana perasaanku padanya! Oh, betapa malunya diriku kalau begitu!’.
“Gimana Mbak?” Tanya adikku lagi.
“Lho,,, kok Tanya sama Mbak! Aku kan kenalnya dulu waktu SMA! Lagian kamu kan anak Psikologi pasti lebih tahu menilai seseorang dari pada Mbak!” jawabku sekenannya.
“Ah, Mbak kok gitu!”
“Eh, dek ngomong-ngomong kamu kenal dari di mana?”
“Di mana ya!”
“Lho, kok gak di jawab!”
“Mas Arif itu baik ya Mbak, mapan juga lho! Hanya satu yang belum dia peroleh!” adikku diam sesaat. Seakan memberiku waktu untuk bertanya!
“Apa?” Tanya ku
“Istri!”. Jawab Dema sambil tersenyum menggodaku.
Hah, kenapa aku bisa terjebak oleh adikku yang jelas-jelas dari tadi sepertinya memang sengaja meledekku karena di usiaku yang semakin mendekati kepala tiga, aku belum juga mau menikah. 26 tahun. Usia yang cukup dewasa untuk menikah. Aku jadi teringat teman-temanku yang selalu memamerkan anak-anaknya kepadaku dan selalu di ikuti satu pertanyaan. “Kapan Al, kamu nikah?” dan pertanyaan itu selalu aku jawab seperti Agus Ringgo tanpa beban dan sambil tersenyum. “May! May be yes may be no!” Hahaha. Tak hanya teman-temanku yang mendesakku untuk segera menikah. Orang tua ku sangat berharap padaku untuk mau segera menikah. Bahkan sudah lebih dari lima kali Ibuku mengenalkanku pada anak dari teman-temannya. Namun, aku selalu menolaknya dengan berbagai alasan. Rasanya aku yakin, mereka bukanlah jodohku!
Sesampainya di rumah. Aku

lalala

Gue hanyalah anak yang biasa-biasa saja. Yah,, di manapun gue berapda pastilah selalu menjadi anak yang biasa-biasa saja. Begitu juga bila gue ada di rumah. Gue hanyalah anak yang biasa-biasa saja. Tidak ada yang dapat gue lakukan sehingga gue menjadi anak yang gak biasa-biasa saja.
Kadang gue berfikir mungkin memang sudah takdirku untuk selalu menjadi orang yang biasa-biasa saja. Kadang dan atau sering gue merasa jika berada di suatu tempat entah itu di sekolah, di rumah, ataupun dalam tetangga-tetangga gue, kehadiran gue sangantlah tidak berarti bagi mereka semua. Entah gue ada atau nggak, entah gue hadir atau absen dalam kelas pastilah gak ada orang yang bertanya kemana gue, selain guru piket yang memang tugasnya mencatat anak yang absent.
Tetapi apa yang terjadi dengan golongan anak-anak yang serba dimana merka berada selalu menjadi pusat perhatian, menajadi the perfect. Gak berangkat ke sekolah sehari saja yang nanyain udah sejagat. “Kenapa kok kemarin gak berangkat? Sakit ya, atau ada urusan keluarga. Atau malah ada acara yang mendadak ya….atau…. hah… sederet pertanyaan akan meluncur dari bibir mereka….. tapi kalau gue yang gak berngkat barang seminggu pun, paling ya cuma,,, dikomentari, kemarin gak berangkat! Sakit ya.. udah gak ada kalimat lain yang membuntuti..
Karena itu semua kadang gue males untuk pergi ke sekolah atau kumpul-kumpul dengan mereka. Tapi sebenernya gak parah-parah banget sih, soalnya gue juga punya teman-temen yang dapat menganggap gue ada diantara mereka.
Yah,, gue sendiri aja bingung,,, gue bisa menjadi cerewet banget jika gue merasa ngambung dan kenal ama seseorang tapi gue akan menjadi seorang pendiam dan males bicara kepada semua orang yang gue gak kenal akrap,,,, jadi gue bisa cerewet hanya kepada seseorang aja yang gue anggap dia udah mengenal gue lama dan udah akrap..
Seperti hari ini, gue malas banget pergi kesekolah karena yah gue berfikir pasti nanti klo di sekolah gak ada hal-hal yang menarik. Klo ada yang menarik pasti ya cuma kumpuil-kumpul ama anak-anak doang,,,, dan yah,,,, gue sadar jika gue gak ada disana pun pastilah gak ada yang nanyain gue,,, tapi gue kadang seneng juga sih berada di tengah-tengah mereka,,
Jadi gue putuskan berangkat ke sekolah walaupun jam udah nunjukin pukul tujuh kurang seperempat. Hem,,, gue naik motor,,,, kira-kira 17 kilo lah dari rumah,, dan nanti sampe sekolah paling cuma telat lima menit. Dan khusus sekolahku klo cuma telat lima menit masih bisa dapat dispensasi buat masuk…
Gue pun mengendarai motor Supra Fit dengan kecepetan yang menurut gue lumayan tinggi yaitu 80-90 kilometer per jam,,,, dan malangnaya,,, kemarin gue lupa ngisi bensin jadi terpaksa deh mampir pom bensin dulu sebelum ke sekolah,, karena bensin udah kering… waduh mana antri lagi…. Alamat telat nih…. Setelah kurang lebih lima menit antre gue pun melanjutkan perjalanan yang masih sepuluh kilo lagi…
Yah,, di jalanan gue hampir selalu bertemu tepatnya menyalip seorang cowok yang entah siapa dia…. Motonya Sogun R warna biru ber plat nomor polisi AB 5056 SC yang dulu selalu memakai jaket hijau bludru dan tas ransel hijau muda sekarang ganti dengan tas samping hitam dan jaket coklat kayu denga helm yang sama helm hitam dob. Walau begitu gue tetap saja hapal dengannya. Tapi gue belum pernah melihat wajahnya secara keseluruhan apalagi ngomong denganya. Pernah sih dulu sama-sama beli bensin di toko dekat rumah gue,,,tapi sayang gue gak begitu melihat wajahnya,, yah gue selalu saja bisa bertemu dengannya entah di lampu merah di desa gue atau kalau gak ya,, lampu merah sebelum gue belok ke sekolahan, tapi entah dia hafal atau gak ama gue! Gue gak begitu tahu,,,,,, kejadian ini sudah berlangsung kurang lebih dua tahun…. dan ini menjadi hiburan tersendiri bagiku,,,, dan gue menikamatinya…. Yah gue selalu menikmati perjalanan gue jika naik motor sendirian karena gue merasa tidak lagi menjadi orang yang biasa-biasa saja, soalnya gue kan yang mengendalikan motor ku jadilah gue orang penting karena harus bisa mengendalikan motor kredit ibuku ini sampe sekolah dengan selamat…. Dan gue tahu pasti bagaimana mengendalikannya,,,, so gue merasa jadi orang penting karena bisa mengemudikan motor ini sampai ke tujuan dengan selamat tanpa menabrak apapun,,,,,
Hm,,, sampai di depan pintu gerbang sekolah ternyata sudah ditutup…07.07 huh,,,, menyebalkan apalagi hari ini hari senin jadi so pasti harus nunggu di depan pintu gerbang hingga upacara bendera selesai,,, apalagi hari ini komandan upacara dari kepolisian pasti deh upacaranya luuuaaamaaa banget…… gue menunggu sendirian dengan ditemani suara lalu lintas kendaraan yang ramai,,,, karena gue bosan duduk di motor gue pun duduk di depan gerbang….
Dah,,, yah gue senang sekali karena ada juga selain gue, anak yang datang terlambat,,,, tapi parahnya gue gak tahu siapa dia yang pasti dia bukan teman sekelasku… dan entahlah adik kelas atau malah kakak kelas,,,, hm… kayaknya cowok deh….. tapi males banget seh,,, pasti dia gak kenal ma gue ngapain juga gue nebak-nebak siap dia,,, huh.. gue pun kembali membaca buku Zero to Hero ku yang gue beli dari lima bulan yang lalu yang hanya gue bawa-bawa saja tanpa sempat membacanya….
Huh,,,, jam udah menunjukakan pukul 07.45 tapi kok pintu gerbang gak di buka-buka yah,….. apalagi gue udah mulai jenggotan duduk di pintu gerbang,,,, gue gak sengaja melihat cowok itu juga membaca sesuatu dan yah,,,,, “kok sama ya bukunya” reflek gue ngomong. Entah dia mendengar atau gak…. Sebenarnya gue tertarik buku ini karena kakak pembimbing gue punya buku ini dan katanya bagus buat jiwa muda,, jadi deh gue beli ini….
Hm,… ternyata cowok tadi punya refleks juga,, dia melihat gw sekilas dan terus membaca tapi tiba saja dia tertawa…. He…he…sama ya bukunya….. ini mah gue baru beli kemarin sore di “Shopping”… sok akrab banget sih dia,, gue tetap aja diem males ngomong,,,,,udah illfeel duluan…. Tapi, cowok yang gw kira pendiem, eh malah tambah nyrocos ngomongin buku yang dibacanya…… sepertinya dia sudah hampir selesai membaca buku setebal kurang lebih 200 halaman itu,,,,, karena dia mengutarakan hampir semua isi buku itu…
Karena jujur saja gue baru membacanya setengah,,,, dan karena dia nya nyrocos terus gue pun menimpali,
“HM,,,, emang kenapa beli buku itu!”
“Bagus aja, cocok ama kita-kita ya gak!”
“Kita! Hm, mungkin!”
“Iya kan!”
“Btw,, kenapa telat!”
“Hm,,,,”males gue njawabnya.
“Lupa isi bensin ya,,,,?”
Gue yang kembali membaca buku, langsung melotot mendengar ucapannya,,, “Kok tahu!”
“Nggak cuma nebak aja soalnya gue juga suka lupa isi bensin,,, hem,,,he,,, bener ya tebakanku!”
“Hm,” jawabku males.
“Gue Arif, anak XI IPS 3,!” cowok itu mengulurkan tangannya. Ketika gue mau menyambut tangannya. Satpam penjaganya datang untuk membukakkan pintu. Jadi belum sempat gue bersalaman dengannya, kami keburu kaget dan spontan berdiri karena ada Wakasek yang sudah pasang serem banget sambil meneteng-neteng buku daftar siswa yang terlambat.
“Kalian berdua, kenapa terlambat! Padahal hari ini pembina upacaranya dari polsek kabupaten! Buat malu sekolah saja!”
“Apa alasan kamu terlambat?” pak Wakasek menunjuk Arif.
“Beli bensin dulu pak, dan POM bensin antrianya panjang banget!” jawab Arif santai.
“Trus kamu, kenapa kamu terlambat?” Pak wakasek bertanya ke gue.
“Hm…sama Pak, Beli bensin dulu!”
“Jadi tadi kalian sudah janjian buat telat ya…! Bagus..bagus…!”
“Siapa nama kalian?”
“Arif Susilo XI Ips 3”
“Maisaroh Almunifah, xi ipa 2”
“Ya….ya… karena hari ini kalian tidak mengikuti upacara bendera seperti teman-teman kalian,,, kalian saya ijinkan upacara benderan berdua di lapangan upacara sambil hormat bendera selama dua jam pelajaran, setelah itu kalian baru boleh minta surat ijin masuk kelas di guru piket! Paham!”
“Paham..!” jawab gw dan arif serentak.
Gue dan Arif pun berdiri sambil hormat bendera. Huh,,,panas banget! Apalagi tambah di liatin siswa-siswa lain yang sedang pelajaran. Malunya tambah nggondok saat pergantian jam pelajaran. Banyak anak-anak yang melihat kami, karena sekolahku merupakan sekolah mandiri yang kelasnya berpindah-pindah mengikuti pelajaran apa yang akan di pelajari…. Huh, sebel. Ada yang bisik-bisik “Siapa tuh, yang hormat bendera, kayaknya gue lom pernah liat anak itu, kalo yang cowok sih, gw tahu! Arif ips3, ketua Ambalan itu kan?” trus yan satunya lagi menimpali. “Iya, klo Arif sih gw juga tau, tapi klo yang cewek kayaknya gw pernah liat deh,, siapa ya… lupa gw namanya tapi kayaknya anak ipa2 deh!” sambil melihat sinis mereka melewati Ifah. “What!” mereka gak tahu namaku,. Sabar-sabar Fah, emang kamu kan gak terkenal wajar dong klo mereka gak tahu. Kata hati gue menahan emosi. Arif ketua ambalan,,,, hm kok gw gak tahu ya,,,,
Setelah kejadian itu gw gak pernah lagi ketemu ma Arif! Karena jelas aja, gedung untuk mata pelajaran ips kan ada di sebelah timur sedang gedung eksakta ada di selatan, paling-paling pernah liat dia sekilas di kelas bahasa atau klo gak di kantin.
888***888
Tok…tok,…. “Permisi Pak! Maaf terlambat!”
Ya, silakan duduk….
“Hff… untung gerbangnya belum di tutup! Betapa beruntungnya gw!” kata ifah sambil ngos-ngosan karena berlari-lari dari parkiran ke kelas ketrampilan.
“fah, lo tuh ya…. Terlalu…… masa hampir setiap hari berangkat ke sekolah terlambat melulu! Kapan insyafnya Neng?” kata Nadia teman sebangku gw
“Hm,,, kapan ya… mungkin besok klo gw dah jadian ma Pedrosa…. He…he…!”
pelajaran ketrampilan lumayan bisa membuat otak refresing karena dalam pelajaran ini Pak Kamto guru pada mapel ini, yang sebenarnya sih dulu guru biologi, beliau banyak memberikan masukan2 mengenai bagaimana cara berfikir positif, mengendalikan emosi, pikiran dan lain2 ttng kehidupan. Nama kerenya sih “Ci”, ya Pak Kamto selalu menyebut kata “Ci” setiap melakukan sesuatu yang seperti kekuatan prana gitu deh,,, walaupun gw juga gak dong, tapi kadang gw juga suka menghidnotis diri atau “Ci” dalam bahasanya pak Kamto buat menyemangati diri gue kalau lagi down dan itu 70% berhasil bisa memulihkan diri kita. Hanya dengan menge”CI” diri kita dengan kalimat atau kata “Aku Pasti Bisa” “Semangat” maka kata-kata tersebut akan membuat otak kita untuk menjadi sesuai kehendak kita. Gak percaya coba aja…..